96. Sebuah Ikatan Hati

1494 Kata

Belum sempat Bari menjawab, terdengar nada suara gawai simbok. “Mbok, itu ponselnya harus disilent loh.” bisik Bari, merasa tidak enak karena banyak pasang mata melihat ke arah mereka. “Sailen?” simbok malah bertanya balik. “Iya mbok, ponselnya dibuat dalam mode senyap, tidak bersuara. Jadi hanya bergetar saja.” “Ooh itu, iya Mas. Nanti habis saya menjawab Pak Manto dulu.” simbok berdiri dan berjalan menjauh dari Bari yang lanjutkan duduk dalam gelisah. “Iyaa, ini aku sudah menunggu di depan lift, lantai dua ya pak.” simbok menutup panggilan telepon itu. “Kenapa mbok?” tanya Bari. “Pak Manto mau ke sini membawa tas yang tadi simbok siapin isinya perlengkapan Nona Elena. Tadi kita terburu-buru semua sih jadi kelupaan sama tas itu.” Pintu lift terbuka, terlihat Pak Manto tergopoh m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN