Pernikahan mereka dilaksanakan dengan sederhana. Itu sesuai dengan permintaan Elena, apalagi ini pernikahan keduanya. Untuk apa juga dia rayakan dengan adakan pesta? Lagipula ini hanyalah pernikahan di bawah tangan. Bram sangat ngotot memaksa Elena untuk menikahinya, dia tidak mau kehilangan waktu percuma. Baginya, yang penting adalah menjadikan Elena sebagai miliknya. Yang penting sudah sah secara agama, sedangkan secara adminstrasi atau dokumen-dokumen negara bisa menyusul dilakukan. Tadi hanya seorang ustad yang menikahkan mereka dengan disaksikan oleh orang-orang terdekatnya, Elena dan eyang. Bram hanya ingin sesegera mungkin Elena bertekuk lutut, pasrah padanya. Pasrah? Heuum… malam ini akhirnya aku bisa menikmati Elena! Seutuhnya ha ha! Bukannya tawa bahagia yang muncul melainkan