73. Inevitable Destiny

1761 Kata

Elena menyesap teh manisnya di sore hari. Setelah tadi bertangis-tangis, akhirnya eyang terlelap dengan tetap memegang tangannya. Elena juga putuskan untuk tidur di kursi dekat eyang. Tangannya masih saja digenggam. Bram membangunkan Elena karena dia belum makan siang. Kenapa semua seperti kebetulan? Di saat Bram memintaku untuk mau menikah dengannya, kemudian eyang juga memintaku untuk kembali menikah. Apakah ini sebagai pertanda? Tapi benarkah Bram jodoh terbaikku? Kenapa waktu itu Bari memperingatkanku untuk berhati-hati pada Bram? Argh kepalaku pusing memikirkan ini semua. Aku juga belum memastikan apakah memang hatiku memilih Bram atau tetap menunggu Bari? Elena memijat pelipisnya untuk mengurangi sakit kepala yang mendera. Tapi tiba-tiba ada tangan yang memijat pelipisnya itu, mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN