“Nikah yuk Non!” Berkali-kali ucapan Bram terngiang di kepala Elena, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Miring ke kanan salah, miring ke kiri apalagi. Elena tidak menjawab iya ataupun menolak secara tegas. Tadi dia hanya menunjuk ke arah pintu menandakan usiran secara halus pada Bram. Tapi dasar tidak punya malu, bukannya tersinggung, Bram malah berikan kecupan virtual melalui telapak tangan pada Elena, menutup pintu dan terkikik geli. Elena bisa dengar kikikan itu. Tanpa Elena tahu, Bram berikan senyum kemenangan, merasa sebentar lagi Elena akan jatuh ke dalam pelukannya tanpa dia harus bersusah payah merayu. Elena kan janda, sudah lama dia tidak rasakan belaian laki-laki. Aku hanya perlu berikan ketulusan semu padanya, kemudian dia akan serahkan dirinya padaku. Aku jamin itu. Br