Mata Bram semakin membola saat melihat paha mulus Elena yang terpampang nyata. Nafasnya memburu, jakunnya naik turun, syahwat lelakinya mencapai puncak kepala melihat area wanita di antara dua paha Elena. Jemarinya semakin naik dan naik. Saat ini Bram sedang bersitegang dalam hatinya. Apakah dia akan lanjut dan memaksa Elena untuk melayani syahwatnya? Atau meninggalkan Elena dalam tidur pulasnya malam ini? Butuh beberapa detik hingga akhirnya Bram mendapatkan kembali kewarasannya yang tadi sempat melanglang buana entah ke mana. Akhirnya, dia memutuskan untuk membiarkan Elena tidur nyenyak malam ini. Ditariknya selimut hingga sebatas ketiak saja, kemudian dia menyalakan lampu nakas. Bukannya segera pergi, Bram malah duduk nyaman di pinggir kasur Elena dan memandangi wajah damai Elena