“Apa ini Bram?” tanya Elena saat Bram menyorongkan semangkuk bubur ayam, seperti bubur ayam ala Chinese resto. “Itu bubur ayam, Nona. Apakah Nona sudah cuci muka? Kok sampai gak tahu kalau itu bubur sih?” jawab Bram, keningnya berkerut, bingung dengan pertanyaan Elena. Mereka sudah sampai di vila utama di Desa Sundoro sejak semalam. Selama beberapa hari bersama eyang, mereka diberi ceramah, siraman rohani dan nasihat yang bahkan keduanya bisa hafal kalimat apa selanjutnya yang akan dikatakan oleh eyang. “Aku sudah mandi kok,” lirik tajam Elena pada Bram, “aku tahu itu bubur tapi kok sepagi ini tumben sudah ada bubur ayam ala Chinese restoran? Kamu beli dari kita di rumah eyang ya?” tuduh Elena, tanpa hati. “Eeuuch it’s hurt! Aku masak loh, semalam aku selancar cara membuat bubur ayam