“Jarak dari bandara ke kantor Aluna kira-kira jauh nggak, Mas?” tanya Ara alias penulis dengan nama pena Sahara Pinky yang Biru jemput. “Enggak terlalu jauh, tapi nggak bisa dikatakan dekat juga sekalipun melalui jalan tol dalam kota,” jawab Biru yang mulai menjalankan mesin mobilnya. “Memangnya kenapa?” “Gimana kalau kita nyari resto terdekat buat makan siang?” Ara balik bertanya. Biru berpikir sejenak sampai akhirnya menjawab, “Boleh.” Saat berada dalam mode pimred yang baik, tentu saja Biru berusaha mewujudkan apa yang penulisnya inginkan terlebih jika itu sesuatu yang mudah. Hanya sekadar makan siang, Biru pasti bisa mewujudkannya. Selain itu menurut Biru, Ara tidak mungkin tiba-tiba ingin mampir di restoran dulu tanpa alasan. Biru menduga wanita seusia Jingga itu bisa jadi sedang