Shen mendekatkan bibirnya pada bibir Aura, dan Aura pun memejamkan matanya menikmati permainan bibir Shen.
Shen menahan tengkuk leher belakang Aura, dan melumat bibir Aura, hingga aura kembali merasakan kenikmatan seperti yang dirasakan oleh Aura saat pertama kali Aura merasakannya, dan tentunya tempatnya di klub malam.
Baru saja Shen ingin melakukan hal yang lebih pada Aura, tiba-tiba ponsel Shen berdering, dan Shen melihat sekilas siapa yang menghubunginya, dan setelah Shen melihat ternyata yang menghubunginya adalah Arya langsung memperlihatkan layar ponselnya pada Aura.
Seketika Aura langsung menjauhkan tubuhnya dari Shen, saat melihat papanya menghubungi Paman Shen.
"Mau diterima atau dibiarkan saja? "Tanya Shen sambil menunjukkan layar ponselnya pada Aura.
"Angkat saja. Mungkin Papa ada kepentingan sama Paman." Jawab Aura seraya menjauhkan posisinya dari Shen, agar sang Papa tidak melihat keberadaannya.
"Shen, bantu Kakak cari Aura. Kakak sekarang ada di kampus Aura, tapi Kakak tidak melihat keberadaan Aura," kata Arya dengan nada paniknya. Shen yang mendengar permintaan Arya langsung menatap Aura sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan.
"Kak, aku sibuk. Kak Arya papanya, kenapa harus selalu aku saat ada hubungannya dengan putri Kakak." Ujar Shen dengan nada datarnya.
"Shen, Aura sangat dekat sama kamu, dan Aura lebih manja sama kamu daripada sama Kakak. Menurut Kakak, cuma kamu yang bisa bantu Kakak." Ujar Arya karena memang Aura lebih dekat dengan Shen daripada Arya, pikir Arya.
Shen yang mendengar ucapan Arya hanya diam saja, hingga Arya kembali membuka suara, dan apa yang dikatakan oleh Arya berhasil membuat kedua mata Aura berkaca-kaca.
"Shen, tolong bantu Kakak. Untuk kali ini, kakak mohon sama kamu, tolong bantu Kakak. Dengan bantuan kamu, itu membawa Kakak ke dalam keselamatan, karena kalau kamu tidak membantu Kakak kalau maka Kakak benar-benar sangat malu, karena hari ini ada pertemuan dari keluarga pria yang akan menikahi Aura." Ujar Arya yang membuat Aura langsung mengatupkan kedua tangannya di depannya, serta kedua mata yang terlihat berkaca-kaca, memberi kode pada Shen dengan penuh permohonan, agar tidak mau membantu Aura.
Shen yang melihat kode dari Aura langsung mendekatinya dengan senyum misteriusnya, hingga Aura dengan perlahan menurunkan tangannya karena melihat Shen mendekatinya. Aura tidak melepaskan pandangannya dari Shen, karena Aura tidak ingin Shen menuruti keinginan sang Papa, atau memberitahu sang Papa mengenai keberadaannya.
Shen mendekatkan bibirnya pada telinga Aura, dan membisikkan sesuatu yang membuat Aura langsung berkeringat dingin.
“Temani aku bermain di ranjang, atau aku akan memberitahu Papa Arya kalau kamu ada disini, dan kamu menikah dengan pria pilihan Kak Arya. “ Bisik Shen yang membuat Aura benar-benar ketakutan, takut dirinya benar-benar menikah dengan pria yang tidak dikenal Aura. Aura takut untuk menyetujui keinginan sang Paman, atau anggap saja sebagai syarat agar sang Paman mau membantu dirinya, tapi Aura juga tidak bisa membiarkan sang Papa berhasil menikahkan dirinya dengan pria pilihan Papa Arya.
“Shen, kamu masih disana kan? “ tanya Arya yang membuat Aura semakin ketakutan, bahkan Aura sampai gemetaran karena takut Shen akan memberitahu Papa Arya tentang keberadaannya.
Shen yang mendengar suara Arya langsung menoleh sekilas pada ponselnya, lalu mengangkat salah satu alisnya, meminta kejelasan dari Aura.
“Iya, Kak. Kenapa? “ kata Shen pura-pura.
“Kamu mau kan bantuin Kakak dari rasa malu kalau sampai Kakak gagal menemukan Aura. Kakak yakin dan sangat percaya kalau kamu bisa menemukan Aura. Tolong lah, Shen. “ Kata Arya dengan penuh permohonan, karena Arya benar-benar merasa sangat yakin kalau Shen dapat membantu dirinya. Entah kenapa, hati Arya berkata, kalau Shen bisa membantu dirinya, detik itu juga, Shen akan mengantar Aura pada dirinya.
“Baik, Kak. Sebenarnya… “ Shen langsung menghentikan kalimatnya saat melihat anggukan kepala serta mata yang tertutup oleh Aura, membuat Shen langsung menyunggingkan senyum manisnya.
“sebenarnya apa, Shen? “ tanya Arya cepat.
“Sebenarnya aku sangat sibuk. Bahkan aku tidak bisa janji untuk mencari keberadaan Aura, meski Aura memang lebih manja sama aku, tapi bukan berarti dia akan menempel pada aku kan. “ Ujar Shen seraya mengelus paha Aura, membuat Aura langsung memejamkan matanya karena mendapat remasan dari tangan Shen di paha mulusnya.
Arya yang mendengar jawaban Shen yang tidak memberi kepastian semakin merasa takut, takut kalau Shen tidak bisa membantu dirinya untuk mencari Aura.
“Shen, kalau kamu…
Tut tut tut
Arya langsung melihat layar ponselnya yang sudah gelap saat telinganya mendengar suara panggilan berakhir.
Setelah Shen mengakhiri panggilan dari Arya, Shen langsung melempar ponselnya ke sofa, lalu menyambar bibir Aura dengan bringasnya.
“Paman, tunggu! “ Kata Aura setelah melepaskan tautan bibirnya dari Shen.
“Paman, aku datang ke sini karena aku memang tahu kalau Papa akan ke kampus. Dan aku yakin, setelah Paman mengakhiri telepon masuk dari Papa tadi, pasti Papa langsung ke sini. “ Ujar Aura yang masih sadar dengan tujuannya, membuat Shen langsung menjauhkan diri dari Aura dan membenarkan ucapan Aura.
Shen menghubungi asistennya, dan bertanya apakah mereka atau anak buahnya melihat tanda-tanda kalau Arya akan datang ke kantornya.
Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Aura, Shen mendapat laporan dari anak buahnya kalau Arya sedang dalam perjalanan menuju ke perusahaannya.
“Aura, dugaan kamu benar. Papa kamu sedang dalam perjalanan ke sini. Aku rasa, sebaiknya kamu bersembunyi, agar tidak ketauan. “ Ujar Shen yang membuat Aura langsung mengeluarkan keringat dinginnya, karena ternyata sang Papa tidak menyerah meski dirinya melarikan diri dan bersembunyi di kantor pamannya.
“Paman, aku harus bersembunyi dimana? Aku takut! “ kata Aura dengan wajah paniknya, takut kalau Arya akan menemukan keberadaannya. Aura yakin, kalau papanya berhasil menemukan atau mengetahui keberadaannya, Arya tidak akan mengampuninya, pasti Arya akan menyeretnya pulang, agar ia bisa bertemu dengan pria yang akan menikahinya, atau lebih tepatnya dengan calon suaminya.
Shem yang mendengar pertanyaan Aura dimana Aura harus bersembunyi ikut bingung juga, pasalnya Shen tidak pernah sebuah pertarungan berupa sembunyiaan. Jadi Shen agak bingung ia akan menyuruh Aura bersembunyi dimana.
Biasanya otak Shen paling encer, atau paling mudah untuk mencari solusi, tapi entah kenapa hari ini ia jadi seperti orang bodoh tak berotak saat menghadapi situasi Aura yang ingin menyembunyikan diri dari kedua orang tuanya.
Tapi hari ini, hanya masalah tempat persembunyian saja, Shen jadi kalab karena tidak bisa memberi tempat untuk Aura bersembunyi. Entah kenapa otak Shen tiba-tiba ngeblank saat ingin berpikir Aura harus bersembunyi dimana. Menurut Shen, ternyata dirinya tidak pandai berdrama.
Shen yang ingin menyuruh Aura bersembunyi di sebuah tempat yang menurut Shen aman, Tiba-tiba…
Ceklek
“Shen, kamu….”