Menikmati Tubuhmu

1027 Kata
Ali langsung pergi setelah mengantar wanita misterius itu ke ruangan Shen. "Siapa kau?" tanya Shen setelah melihat seorang wanita masuk ke dalam ruangannya, dan Shen juga menghentikan pekerjaannya. Sedangkan orang yang ditanya langsung mengunci pintu ruangan Shen dan berlari mendekati Shen, Seraya meletakkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri, meminta agar Shen tidak berisik, atau banyak tanya. Paman, jangan berisik. Ini aku. "Ujar Aura Seraya melepaskan semua pakaian yang membuat Shen menganggap Aura sebagai wanita misterius. Dan Shen yang melihat Ternyata wanita misterius itu adalah keponakannya, langsung menyentil kening Aura, hingga membuat Aura langsung tertawa saat mendapat sentilan di keningnya dari Shen, bukan malah menangis karena kesakitan. "Kau membuat Paman penasaran saja karena Paman pikir kamu wanita jahat yang sedang berusaha mencoba untuk mendekatiku. "Ujar Shen jujur, karena Shen memang sempat berpikir sedemikian rupa setelah melihat Aura hanya menampakkan matanya saja. Aura yang mendengar perkataan Shen langsung tertawa terbahak-bahak membuat Shen sedikit merasa kesal. Hanya sedikit, tidak sepenuhnya kesal. "Ngapain kamu ke sini? Kenapa tidak kuliah?" tanya Shen "Paman, kapan Paman mau membantuku untuk meminta Papa sama Mama agar tidak menikahkan aku dengan pria yang menjadi pilihan Papa sama Mama? "tanya Aura Seraya mendaratkan bokongnya di sofa dekat Meja kerja Shen. Shen yang mendengar pertanyaan Aura langsung terdiam, karena Shen sendiri juga tidak tahu kapan ia akan membicarakan secara serius tentang rencana pernikahan yang ditentukan oleh kakaknya untuk Aura. "Aura, Paman memang berjanji untuk membantumu, tapi tidak sekarang, Sayang. Paman masih banyak pekerjaan, dan untuk pekerjaan kali ini benar-benar sangat penting." Ujar Shen dengan nada yang terdengar begitu sangat lembut, namun selembut apapun nada Shen tidak membuat Aura merasa senang, meski Shen memberikan nada terlembutnya . "Terus kapan, Paman? Aku tidak mau Papa sama Mama semakin melangkah lebih jauh untuk mengurus tentang pernikahanku. Bukannya Paman juga sudah berjanji kalau Paman juga akan memberikan aku sebuah kenikmatan yang lebih dari yang kita lakukan waktu itu, kenapa sepertinya Paman ingkar janji. "Ujar Aura yang membuat kedua bola mata Shen langsung melotot sempurna, karena Shen tidak percaya kalau ternyata Aura malah dengan polosnya mengakui dirinya yang candu akan permainannya, yang Shen sendiri sebenarnya juga tidak bisa menahan diri kalau berdekatan dengan Aura. "Aura, Paman tidak suka kamu bermain-main tentang permainan Kita waktu itu. Perlu kamu ketahui, Paman tidak akan melepaskan kamu kalau kamu berani memancing Paman. "Ujar Shen dengan penuh kejujuran dan penuh ketegasan, karena Shen memang tidak bisa mengendalikan dirinya kalau sudah berdekatan dengan Aura, apalagi kalau sampai Aura menggodanya. Aura yang mendengar ucapan Shen sedikit ketakutan, karena Aura teringat dengan kejadian semalam saat dirinya mendatangi kamar Shen. "Tapi aku tidak apa-apa disentuh Paman, daripada aku disentuh orang yang tidak aku kenal." Ujar Aura dengan nada lirihnya, dan terdengar sangat jelas kalau Aura memang tidak ingin disentuh oleh pria manapun kau masih lagi pria itu tidak Aura kenal. "Sayang, bersabarlah, karena Paman akan melakukan sesuatu untuk membebaskan kamu atau melepaskan kamu dari niatan kedua orang tua kamu. Percaya sama Paman." Ujar Shen Seraya mengecup singkat bibir Aura, membuat Aura langsung menganggukkan kepalanya begitu saja dan menaruh kepercayaan penuh terhadap Shen. " Kenapa Paman selalu suka mencuri bibirku? "tanya Aura Seraya menyentuh bibirnya, yang ditanggapi dengan senyuman saja oleh Shen. "Kenapa Paman tersenyum? Aku kan bertanya?" tanya Aura dengan polosnya, membuat tangan Shen langsung menyentuh pipi Aura, dan mengelusnya dengan penuh kelembutan. "Seperti yang sudah Paman katakan berulang kali dari awal, kalau Paman tidak bisa mengendalikan diri kalau sudah berdekatan dengan kamu. Perlu kamu ketahui, sejak kamu beranjak dewasa, Paman jadi jarang di rumah dan Paman lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, itu karena Paman tidak ingin melihatmu, karena kalau Paman sudah melihatmu, apalagi sampai melihat paha mulusmu ini, Paman tidak bisa mengendalikan diri. Makanya Paman memilih menghindar, karena Paman tidak ingin lepas kendali. "Ujar Shen panjang lebar seraya menyentuh paha mulus Aura, menjelaskan pada Aura dengan penuh kejujuran, karena menurut Shen, Sudah saatnya Shen memberitahu yang sebenarnya pada Aura, karena bagi Shen, tidak mungkin ia menunggu sampai Aura mengerti sendiri kalau dirinya selama ini mencoba menghindari Aura itu karena alasan tidak ingin lepas kendali, karena Shen mengerti Kalau Aura masih polos. Seketika Aura merasa seperti tubuhnya tersengat listrik saat tangan Shen mengelus pahanya, dan Aura sedikit tidak percaya saat mendengar kejujuran Shen. Selama ini Aura memang tidak pernah berpikir atau tidak pernah memperdulikan soal keberadaan Shen yang memang jarang di rumah, terlebih kedua orang tuanya juga sering membicarakan soal Shen yang sering menghabiskan waktunya di kantor, itu karena Shen gila kerja, dan tidak pernah membicarakan soal pasangan Shen, apalagi sampai membuat dirinya berpikir kalau Shen tidak betah di rumah itu karena tidak bisa mengendalikan dirinya saat bersamanya. "Berarti ini alasannya kenapa Paman tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, itu karena Paman ada daya tarik tersendiri atau daya tarik rahasia terhadapku? "tanya Aura dengan penuh keseriusan, yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Shen, membuat Aura benar-benar sangat tidak percaya. Wajar saja Aura tidak percaya, bagaimana bisa Aura percaya, pria yang selalu memanjakan dirinya di rumah dan menjaga dirinya bahkan selalu melindungi dirinya saat ada seorang pria yang mencoba untuk mendekati dirinya saat dirinya masih duduk di bangku SMA itu karena pria itu tidak ingin dirinya dimiliki oleh pria lain yang ternyata pria itu adalah pamannya sendiri. Tentu itu sangat tidak membuat Aura percaya. Selama ini Aura berpikir kalau sikap Shen yang berlebihan terhadap dirinya itu karena Shen memang sangat sayang pada dirinya sebagai keponakan, bukan sebagai seorang wanita yang dicintai seperti yang dijelaskan oleh Shen tadi. Tapi ternyata, dugaan Aura salah besar, karena ternyata Shen selama ini menjaga dirinya Karena Shen tertarik dirinya. "Kamu tidak keberatan Kalau Paman memiliki niatan untuk menikmati tubuhmu? "tanya Shen saat melihat Aura hanya diam saja. Aura yang mendengar pertanyaan Shen masih belum memberinya jawaban, namun tatapan Aura terhadap Shen tidak teralihkan. "Paman tanya sekali lagi, apa kamu keberatan kalau Paman menikmati tubuhmu? "tanya Shen lagi karena Aura masih belum memberi jawaban atas pertanyaannya. Aura yang sudah mendapatkan dua kali pertanyaan dari Shen, dengan polosnya ia menggelengkan kepalanya sebagai bentuk jawaban, yang artinya Aura tidak keberatan tubuhnya dinikmati oleh pamannya sendiri. Shen yang melihat jawaban Aura langsung merasa lega, meski jawaban Aura hanya berbentuk sebuah gelengan kepala saja. Shen mendekatkan bibirnya pada bibir Aura, dan….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN