Khilaf 44

1316 Kata

"Setelah berdiskusi dengan Astrid, saya memutuskan meminta bantuan Hendra untuk menggantikan tugas Fahmi. Melindungi dan mengawasi Astrid selama saya tidak ada." Taufan menyuguhkan senyum anehnya. "What?" tanyaku tak percaya. Kedua mataku terbelalak menatap wajahnya yang berjarak sangat dekat dengan wajahku. "Sebenarnya sudah beberapa kali Astrid meminta saya untuk bicara pada Hendra tentang ini. Katanya Astrid sudah benar-benar nyaman berteman dengan Hendra. Bagi saya sih tidak masalah dan bersyukur karena Astrid aman bersama Hendra." Taufan bicara seperti sedang mabok aibon. "Aman dengan saya? A...a..apa gak salah Bang?" Hampir saja mulutku tak terkontrol untuk terkekeh dan terbawa terbahak-bahak. "Ya, setidaknya itu yang Astrid rasakan, Hen. Gara-gara dekat dengan kamu, sikap dia pu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN