Khilaf 45

1768 Kata

"Ndra tunggu!" Teriakan Astrid yang walau tidak terlalu keras tetapi sukses membuatku terpaksa menghentikan langkah. "Ndra, please denger aku. Kamu jangan salah sangka dulu." Astrid memegangi tanganku setelah berdiri tepat di sampingku. Aku mengalihkan pandangan ke kebelakang. Kemana Taufan gak ikut nyusul? Pikirku. "Maaf, Trid. Kita tidak boleh melanjutkan kekonyolan ini. Kamu sudah bertunangan!" bisikku namun cukup jelas untuk bisa dia dengar. Dua bola mata Astrid yang aku tatap dalam-dalam tiba-tiba membesar. "Ndra, please. Semua yang Taufan dan aku berikan, bukan untuk membeli atau menghinamu." Astrid baru menjawab bisikanku yang tadi, sesaat sebelum meninggalkan dia dan Taufan. "Tidak menghina, tapi menjebak dan akan menjerumuskanku. Ternyata kamu pendusta, Trid!" balasku tanpa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN