Khilaf 46

2059 Kata

Setelah sang bidadari pergi entah kemana dengan membawa separuh jiwaku yang kosong, kini aku hanya melongo menikmati cerah dan sejuknya Bogor Kota Beriman sore ini. Langit tampak terang angin sejuk berhembus membelai pucuk-pucuk pohon besar yang memenuhi halaman Ekalos mall. Pikiranku kembali diliputi perasaan bimbang sekaligus bingung. Hendak kemana melangkah. Kembali ke rumah, sudah pasti Astrid akan menyusul. Dia tahu di rumah tidak ada siapa-siapa, sementara Taufan pasti sibuk dengan persiapan keberangkatannya besok. Melanjutkan pencarian Mama ke Sukabumi hanya akan sia-sia. Pulang ke kampung nenek tidak mungkin. Sudah terlalu sore, jarang sekali tukang ojek yang mau mengantar penumpang kalau sudah malam karena melewati hutan angker. Akhirnya aku memutuskan untuk jalan-jalan di sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN