Hujan mengguyur kota ini, gemerlap kemewahan dan keramaian terpampang nyata. Sudah berapa hari aku ada disini? Meninggalkan sanak saudara di sebrang sana. Memang sih, teman dokter Nita itu amat baik dan pengertian, aku seakan menemukan dokter Nita yang kedua. Tapi tetap saja, menumpang dan menjadi benalu di kehidupan Kak Zara juga membuatku merasa tak enak. Apalagi aku juga belum masuk ke universitas itu, karena masih mengisi beberapa hal. Aku selalu berharap semoga saja lolos dan mereka tak perlu susah payah bekerja nantinya. Meskipun ini membutuhkan waktu yang tak sebentar. Ada rasa sepi dalam keramaian, ada sesuatu yang hilang dari separuh jiwaku. Sebenarnya aku tahu rasa itu, tapi untuk kembali amat tidak mungkin. Selalu yakin, bahwa Tuhan pasti memberikan kado-kado terindah. Meski