Menurutku semua salah. Hawa nafsu hanya akan menghancurkan diri. Buktinya selama ini semua yang kumiliki tak ada gunanya. Apa pentingnya omongan orang? Pujian teman-teman? Itu hanya datangs sesaat dan menghilang. Lebih parahnya lagi, hal yang ku pamerkan dulu adalah bukan hasil jerih payahku, melainkan milik Brayen.
Aku harusnya malu ketika memamerkan barang-barang branded yang kuminta dengan merengek. Menjadi wanita manja dan hanya peduli dengan penampilan. Aku termenung dan memikirkan masa depan ku kala itu di sore hari.
Tak mungkin aku akan terus-terusan berpangku tangan. Bagaimana dengan masa tua ku nanti? Mengingat uang pasti akan pergi dan cepat habis. Yang ku butuhkan adalah orang yang tulus hidup denganku yang penuh kekurangan, bukan kebahagiaan yang palsu.
Sejak malam itu, s
