Sebenarnya tak tega meninggalkan Kamelia bekerja, apalagi aku sudah berjanji akan menemaninya kerumah Ayah. Tapi mau bagaimana lagi, tentang pekerjaan aku tak bisa meninggalkan. Belum lagi di masa-masa kehamilan Kamelia pasti ia ingin di manja. Saat ini aku tengah melihat berkas-berkas yang sebagian sudah aku periksa. Sembari menunggu pertemuan dengan investor terbesar. Sesekali aku juga melirik foto Kamelia yang ku letakkan di meja. Foto yang ku ambil secara diam-diam itu nyatanya dapat menjadikanku semangat dalam bekerja. Pertemuan singkat namun menyenangkan. Kamelia banyak mengajarkanku tentang hidup, sungguh sulit untuk meninggalkan gadis itu. Sampai kapanpun dialah bahagiaku. Aku terkesiap, saat pintu terketuk. "Masuk." titahku, tak lama muncul Mike dengan Tiara. Aku mendesah pe