Senyum yang tidak bisa dilupakan

1354 Kata

Setelah semua urusan di butik bridal selesai dan gaun Celine sudah dipilih, mereka akhirnya kembali ke mobil. Valenia tampak puas sambil memeluk map berisi nota pemesanan. “Wah, hari ini produktif sekali. Aku senang banget, semua sudah beres,” katanya ceria sambil menyandarkan punggung ke jok mobil. Celine duduk di kursi belakang bersama Bi Anik. Wajahnya masih menyimpan sedikit canggung setiap kali teringat bagaimana semua orang di butik tadi memujinya saat mengenakan gaun bridesmaid. “Ah, aku sebenarnya tidak suka mengenakan pakaian seperti itu,” gumamnya pelan. “Rasanya aneh, berat dan ribet saja.” Valenia menoleh dari kursi depan, bibirnya tersenyum jahil. “Kenapa harus tidak suka? Justru kamu harus bangga. Aku yakin nanti di pesta resepsi, banyak yang melirikmu. Bisa-bisa bukan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN