Bunyi bel apartemen terdengar nyaring. Bi Anik yang baru saja beranjak dari kursinya refleks hendak membuka pintu, tapi segera dicegah oleh Valenia. “Biar aku saja, Bi,” ujar Valenia cepat sambil berdiri dengan semangat. Senyum tipis terlukis di wajahnya, pikirnya Sebastian yang datang untuk menjemput mereka ke toko bridal. Celine yang melihat semangat itu langsung tidak bisa menahan godaannya. “Cieee… yang mau nyambut calon suami semangat banget, nih.” “Celine!” seru Valenia sambil menoleh tajam, tapi pipinya justru bersemu merah. Bi Anik menutup mulut menahan tawa. “Wah, kalau begini, Nona Valen bisa-bisa tiap pagi berdiri di depan pintu nunggu Tuan Sebastian datang.” Valenia pura-pura manyun. “Awas ya, kalian berdua. Nanti aku balas kalau giliranku lihat kalian jatuh cinta.” "Bib

