Sore itu suasana di Mansion Ardana terasa menegang. Para pelayan saling berbisik pelan, tidak berani berlama-lama di area utama. Dari ruang tengah terdengar suara Amelia yang meninggi. “Panggil Bi Anik ke sini sekarang juga!” perintah Amelia tajam pada salah satu pelayan muda. Tidak lama kemudian, Bi Anik masuk dengan wajah agak gugup muncul. Perempuan paruh baya itu menunduk sopan, kedua tangannya saling meremas. Semenjak Viona tidak ada, Bi Anik tidak ada yang mendukung lagi. “Ada yang bisa Bibi bantu, Nona?” Amelia langsung menatapnya tajam. “Kamu tahu kenapa aku memanggilmu?” Bi Anik menggeleng pelan. “Maaf, Nona, Bibi tidak tahu…” “Jangan pura-pura bodoh!” bentak Amelia. “Kamu orang terdekat kak Valenia, orang yang selalu tahu semua kegiatannya. Sekarang jawab dengan jujur, ke ma

