Memang sudah ditakdirkan

1354 Kata

Sore itu langit mulai temaram, semburat jingga perlahan berganti ungu. Lampu-lampu taman di halaman depan rumah keluarga Pratama mulai menyala satu per satu, memberi cahaya lembut di antara bunga melati yang bermekaran. Valenia dan Sebastian duduk bersebelahan di ruang makan besar yang elegan. Di hadapan mereka tersaji aneka hidangan, mulai dari sup krim hangat hingga steak yang menggoda aroma. Dinara duduk di ujung meja dengan senyum keibuan, sementara Darius tampak menikmati suasana dengan tenang. Makan malam itu berlangsung penuh kehangatan. Darius sesekali melontarkan candaan ringan, dan Sebastian dengan sabar membantu Valenia mengambilkan makanan, membuat Dinara tersenyum diam-diam melihat perhatian putranya itu. Setelah makan malam selesai dan pelayan mulai membereskan meja, Dinar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN