Tidak salah pilih

1163 Kata
Tidak perlu berpikir sampai dua kali, Sebastian langsung menghampiri Boby dan menarik Boby keluar dengan paksa. Mata Boby melebar menatap mengancam ke arah Sebastian sambil menggertak "Kamu tahu aku siapa? Berani sekali kamu menarik ku!" umpat Boby berusaha menarik lepas tangannya dari cengkraman tangan Sebastian. Namun tenaga Boby sama sekali bukan tandingan Sebastian yang walaupun anak orang kaya tetapi selalu rajin berlatih dan olahraga berbeda dengan Boby yang terbiasa hidup enak dan dilayani. "Aku tahu, Tuan tunangan nona saya, tetapi sayang nona Valenia ingin saya mengeluarkan Tuan. Saya bekerja untuk nona Valenia, jadi saya harus menuruti perintah nona. Kalau Tuan ingin tetap berada di ruangan ini, mintalah pada nona, bukan saya. Saya hanya bodyguard nona, saya hanya akan menuruti perintah nona," sahut Sebastian sama sekali tidak gentar dengan ancaman Sebastian. Sebastian sebenarnya juga tidak suka dengan sikap Boby yang sangat angkuh dan arogan itu. "Valen! Suruh bodyguard bodoh mu itu untuk berhenti!" teriak Boby marah. "Sudah ku bilang jangan ganggu aku, salah sendiri!" sahut Valenia tidak perduli. "Awas kamu Valen! Aku pasti tidak akan membiarkan begitu saja perbuatan mu hari ini! sambung Boby yang kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Sebastian. "Akan kubuat kamu tidak bisa bekerja lagi di sini!" ancam Boby, tetapi Sebastian sama sekali tidak perduli dan tetap melanjutkan kegiatannya menarik Boby yang sejak tadi melawan. Namun Boby yang kalah tenaga dan teknik akhirnya terseret juga. "Bagus! kamu benar-benar cocok menjadi bodyguard ku! Aku memang tidak salah pilih," puji Valenia sambil bertepuk tangan senang, sama sekali tidak perduli dengan Sebastian, membuat wajah Boby memerah semua karena emosi. Apalagi setelah dia berhasil diseret Sebastian sampai di depan. "Awas kamu!" ancam Boby sambil menunjuk-nunjuk wajah Sebastian. Sebastian sama sekali tidak perduli, Sebastian langsung membalikkan tubuhnya, kembali lagi ke ruangan Valenia tanpa berkata apapun setelah Boby berada agak jauh dari pintu ruangan Valenia. Setelah itu Sebastian menutup pintu ruangan itu tanpa menoleh lagi. Boby akhirnya melangkah pergi dari tempat itu, dia tahu sifat Valenia yang keras kepala itu. Saat ini sebaiknya dia pergi dulu, Boby menyalahkan dirinya yang sudah ceroboh sehingga bisa ketahuan kalau dia juga menyukai Amelia dan tengah merayu Amelia. Tampak beberapa karyawan yang menatap aneh saat melihat Boby yang melangkah lebar dan menuju ke pintu keluar perusahaan. "Ngapain lihat-lihat!" ujar Boby tidak senang, dia merasa sepertinya semua orang di tempat itu menertawakannya. Beberapa karyawan perusahaan Viona yang tadinya menatap ke arah Boby dengan cepat menundukkan kepala mereka. Mereka tahu dengan tindakan Boby yng suka seenaknya dan arogan itu. Untung saja kini Viona sudah tidak seperti dulu, selalu menuruti kehendak tunangannya itu. Bahkan akhir-akhir ini mereka sering melihat Viona selalu menentang Boby. "Pasti habis marah lagi karena tidak dituruti kemauannya. Untung nona kita akhirnya sadar seperti apa Tuan Boby itu," ujar salah satu karyawan di tempat itu setelah bayangan Boby tidak kelihatan lagi. "Aku tidak tahu apakah keinginan ku ini dosa atau tidak, aku berharap setelah ini nona Viona putus pertunangan dengan Tuan Boby. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana suatu hari kalau dia sudah menjadi suami nona Valenia! Bagaimana kalau suatu saat dia ikut campur memimpin perusahaan ini? Rasanya aku tidak akan betah bekerja pada pimpinan seperti itu!" ujar karyawan lainnya yang menanggapi perkataan temannya itu. Ucapan yang membuat semua karyawan yang berada di tempat itu mengangguk setuju. ************ Valenia tersenyum puas saat melihat Sebastian kembali lagi ke ruangannya, sementara itu Celine langsung pamit keluar kepada Valenia. Valenia mengibaskan tangannya memberi tanda pada Celine kalau dia sudah boleh keluar dari ruangannya. "Ha..ha..ha...Baru kali ini aku melihat ada orang yang berani pada Boby! Kamu membuat aku semakin suka dengan mu Sebastian!" ujar Valenia yang langsung bangun dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Sebastian. Sementara Sebastian sejak masuk tadi berdiri tegap dan sama sekali tidak berubah posisi, Sebastian juga sama sekali tidak terpengaruh dengan pujian dari Valenia, wajahnya terlihat datar dan tanpa ekspresi. Tiba-tiba saja Valenia mencengkram lengan Sebastian, setelah itu beberapa kali menekan lengan Sebastian, membuat Sebastian akhirnya menjauhi Valenia, agar Valenia tidak bisa menyentuh lengannya lagi. Sebastian yang selama ini jarang berdekatan dengan perempuan manapun merasa risih dengan perbuatan Valenia yang berani itu. "Maaf nona, tolong jaga sikap! Saya hanya bodyguard nona saja. Tugas saya hanya menjaga keamanan nona!" ujar Sebastian mengingatkan, membuat Valenia semakin merasa kagum dengan tindakan Sebastian. "Tidak usah berlebihan, aku hanya ingin tahu otot di tubuh mu itu cocok tidak untuk menjadi bodyguard ku," sahut Valenia sambil memamerkan senyumnya. Saat mata Sebastian bertemu dengan mata Valenia, Sebastian segera membuang pandangannya ke arah lain. Muncul perasaan semakin tidak suka pada Valenia, Sebastian merasa sikap Valenia sebagai seorang perempuan terlalu berani, Sebastian berharap dalam hati kalau Amelia sikapnya nanti akan berbeda dengan Valenia yang terlalu berani dan tidak tahu aturan itu. Sebastian tidak suka dengan perempuan yang agresif seperti Valenia. Tetapi Sebastian harus kembali dikejutkan dengan tindakan Valenia lagi, tiba-tiba saja tangan Valenia menangkap dagu Sebastian dan membuat Sebastian menatap ke arah Valenia. Tampak Valenia yang bertubuh mungil itu harus berjinjit untuk melakukan tindakannya walaupun sepatu yang dia gunakan haknya sudah cukup tinggi karena tubuh Sebastian yang memang tinggi itu, hampir mencapai seratus sembilan puluh centimeter. "Mohon jaga sikap, nona!" tegur Sebastian yang menjauhkan wajahnya dari tangan Valenia dengan tidak suka. "Saat aku sedang berbicara pada mu jangan melihat ke arah lain, aku tidak suka! Itu artinya anda tidak menghargai perkataan ku!" ujar Valenia yang tiba-tiba wajahnya berubah serius, bahkan senyum nakalnya sudah hilang. Perempuan ini sepertinya memiliki wajah seribu! pikir Sebastian yang akhirnya menatap ke wajah Valenia. Entah kali ini apa lagi yang dikehendaki Valenia, Sebastian juga ingin tahu. Sementara sejak tadi Sebastian berusaha tahan menerima semua kelakuan Valenia yang berubah-ubah itu, ketika mengingat tujuannya datang melamar sebagai bodyguard Valenia. Selain ingin bisa bertemu dengan Amelia, Sebastian juga tidak mau malu karena dia sudah dengan begitu yakin berkata pada Ardian kalau dia pasti akan tahan menjadi bodyguard Valenia demi bisa bertemu dengan Amelia, saat Ardian memperingatinya kalau Viona sudah terkenal dengan sikap buruknya. "Maaf nona, saya sama sekali tidak bermaksud tidak menghargai ucapan nona," sahut Sebastian akhirnya mengalah, membuat Valenia akhirnya mengangguk senang dan tersenyum puas. "Apakah kamu siap menjaga ku selama dua puluh empat jam?" tanya Valenia yang menatap tajam ke arah Sebastian. Kali ini Sebastian membalas tatapan itu. "Tentu saja! Saat aku sudah datang ke tempat ini untuk melamar, sudah tentu aku sudah siap dengan konsikwensinya," sahut Sebastian dengan tegas. "Hmm, bagus. Aku suka dengan pria yang tegas!" puji Valenia tanpa merasa malu. "Sekarang kamu coba pandang wajah aku..." "Maaf nona, walaupun saya sudah berkata kalau saya sudah siap menjadi bodyguard nona, tapi saya harap nona meminta saya melakukan tugas yang sebenarnya sebagai seorang bodyguard, bukan tugas yang tidak ada hubungannya," sahut Sebastian yang langsung memutuskan perkataan Valenia. "Ini memang bukan tugas, tetapi apa yang aku minta juga hal yang wajar. Aku ingin kamu lebih mengenal aku yang akan menjadi atasan mu. Mengerti? Dan ingat, jangan memutuskan perkataan ku sebelum selesai, aku tidak suka!" ujar Valenia dengan sikapnya yang mendominasi, membuat Sebastian semakin tidak suka dengan calon bos nya itu, tetapi dia harus bertahan agar tujuannya tercapai. Bersambung.................
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN