Boby ikut terkejut juga mendengar keputusan yang dilakukan Valenia. Kini pandangan Boby berpindah ke arah Sebastian dan menatap pria itu dengan tatapan tajam dari atas ke bawah. Harus dia akui kalau mata Valenia itu tidak pernah gagal dalam menilai seorang pria. Sebastian paling tampan dibandingkan dengan ketujuh pria tadi, walaupun tubuhnya tidak sebesar ketujuh pria tadi, tetapi Sebastian memiliki tubuh yang tinggi dan berotot juga. Tapi itu justru pas dengan posturnya, kulit wajahnya juga begitu mulus dan bercahaya, mungkin jika ada lalat yang hinggap juga akan tergelincir jatuh sangking licinnya. Boby merasa kalau Sebastian sebenarnya tidak cocok menjadi seorang bodyguard. Kalau saja pria itu tidak melamar pekerjaan sebagai Bodyguard, sudah pasti Boby akan mengira Sebastian adalah seorang pria dari keluarga kaya juga.
Ketujuh pria tadi akhirnya keluar dari ruangan Valenia dengan tenang setelah dijanjikan akan diberikan sejumlah uang yang cukup memuaskan sebagai ganti ongkos waktu dan kedatangan mereka.
Boby yang egois masih merasa tidak senang dengan keputusan Valenia mengambil seorang bodyguard, sehingga Boby pun mencari gara-gara dengan Valenia dan ingin membuat malu Valenia.
"Dasar perempuan tidak punya malu! Mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk menyuruh ketujuh pria itu membuka baju. Mengapa kamu tidak ke Club yang menyediakan gigolo yang mau menari telanjang di depan mu saja? Mengapa harus di perusahaan? Apakah kamu berniat membuat aku malu?" tanya Boby mencemooh dan menghina Valenia.
"Kamu tidak perlu mengganggu hobi ku, aku juga tidak akan mengganggu hobi mu! Bukankah itu suatu hal yang adil? Jangan membuat aku marah dengan kata-kata tidak bermutu mu itu! Kamu tidak berhak mengatur kehidupan ku, sementara sifat mu juga tidak jauh lebih baik dari aku!" sahut Valenia dengan tenang sambil melipat kedua tangannya di d**a.
"Kau tidak ada bukti apapun tentang ku, kok berani-beraninya sejak tadi kamu membandingkan aku dengan diri mu yang tidak tahu malu itu?" tanya Boby tidak mau kalah.
"Oo, kamu perlu bukti ya? Tunggu saja, suatu hari aku pasti akan memperlihatkan bukti itu pada mu!" janji Valenia menatap kesal ke arah Boby. Valenia semakin merasa benci dengan tunangannya itu, sudah jelas tengah mendekati Amelia, tetapi masih memasang tampang tidak berdosa. Valenia sungguh menyesal tidak merekam apa yang sudah dia lihat di ruang keluarga mansionnya, kini Valenia berjanji dalam hati kalau untuk akan datang dia pasti akan merekam kejadian itu lagi kalau dia melihatnya lagi.
"Kalau tidak ada apa-apa lagi, kamu bisa keluar dari ruangan ku! banyak yang harus ku bicarakan dengan bodyguard baru ku!" titah Valenia sambil menunjuk ke arah pintu mengusir Boby.
"Untuk apa banyak bicara dengan bawahan seperti itu. Bukankah tugasnya cukup menjaga mu agar aman saja? Mengapa kamu malah mengusir aku yang adalah tunangan mu? Kamu malah lebih senang bersama pria lain!" ujar Boby tidak senang.
"Kamu sudah punya kekasih?" tanya Boby yang malah langsung menghampiri Sebastian. Sebenarnya sudah sejak tadi Sebastian memperhatikan pertengkaran pasangan itu, dan tanpa maunya Sebastian merasa tidak suka dengan semua sikap Valenia. Ternyata apa yang sudah digosipkan orang-orang tentang Valenia itu benar adanya. Valenia terlihat angkuh, bahkan menentang tunangannya sendiri. Sebastian merasa bersyukur kalau Valenia bukanlah perempuan yang diinginkannya dan Sebastian semakin yakin kalau Amelia Ardana lah perempuan yang sudah menyelamatkannya tiga tahun yang lalu itu. Dengan sifat buruk seperti itu, mana mungkin Valenia masih punya hati untuk menolong orang lain.
"Belum Tuan, saya masih mengutamakan karir!" ujar Sebastian dengan tegas.
"Kalau kamu menjadi bodyguard tunangan ku, aku harap kamu lebih berhati-hati. jangan sampai aku melihat kamu berani bersikap kurang ajar dan menggunakan kesempatan pada tunangan ku. Ingat! Jaga jarak dengan tunangan ku!" ujar Boby memperingati, membuat Sebastian seketika merasa tidak suka juga dengan Boby yang sombong itu.
Sungguh pasangan yang cocok! pikir Sebastian.
Tapi namanya bukan Valenia kalau tidak membuat Boby kehilangan muka.
"Ketujuh pria tadi sudah aku suruh pergi dan aku sudah memilih mu Bastian! Tetapi aku belum tes kemampuan mu!" ujar Valenia kini mendekati Sebastian dan sama sekali tidak memperdulikan Boby yang memandang ke arahnya dengan mata penuh api. Valenia tidak percaya dengan sikap Boby itu, sudah jelas Boby suka dengan Amelia, tetapi Boby juga tidak mau melepaskannya, bahkan bisa merasa tidak senang kalau dia berada di dekat pria lain. Sungguh egois!
Jangan bilang kalau dia juga menginginkan aku untuk membuka baju. Sungguh menjatuhkan harga diri ku saja kalau begitu! pikir Sebastian yang kini menatap ke arah Valenia dengan curiga.
"Aku hendak tahu reflek dan kecepatan mu!" ujar Valenia yang mendadak dengan nekad menjatuhkan tubuhnya ke belakang tanpa peringatan, membuat Sebastian, Boby dan Celine terkejut dengan aksi Valenia itu.
"Nona!" teriak Celine dengan nada khawatir. Untung Sebastian memiliki reflek yang cepat, mau tidak mau Sebastian langsung menangkap tubuh mungil itu. Dengan kedua tangannya dia memeluk pinggang Valenia agar tidak sampai terjatuh ke belakang. Perempuan di depannya benar-benar gila, menggunakan dirinya sendiri untuk coba-coba tanpa perasaan takut sedikit pun. Sebastian tidak menyangka kalau Valenia senekad itu. Sepertinya kabar yang dia dengar mengenai Valenia semua benar adanya, selain arogan dan kejam, Valenia termasuk perempuan yang nekad dan berani.
"Kamu benar-benar sudah gila Valen!" teriak Boby marah.
"Untuk apa kamu khawatir? Bukankah kamu malah senang kalau aku celaka. Jangan-jangan kamu malah menyesal karena aku tidak jadi celaka karena pertolongan bodyguard baru ku ini. Kamu sudah lihat kan, aku tidak pernah salah pilih orang!" ujar Valenia yang membuat Sebastian segera sadar dan melepaskan tangannya yang berada di pegang ramping itu. Valenia sudah berdiri tegak kembali.
"Apa maksud bicara mu Valen? Jangan sembarang mengambil kesimpulan! Kamu pikir aku tidak tahu tujuan mu mencari Bodyguard sebetulnya hanya untuk bersenang-senang saja?" ujar Boby yang mendekati Valenia dan mencekal pergelangan tangan Valenia dengan geram.
"Jangan terus menyalahkan aku! Kamu dan Amelia tidak beda jauh, menggunakan aku hanya sebagai kambing hitam kalian agar kalian terlihat seperti orang yang paling baik kalau di depan orang lain. Jangan bilang kamu tidak terlibat dengan orang yang hendak menusuk ku malam itu!" tuduh Valenia yang kini membalas menatap tajam ke arah Boby dengan tatapan menuduh.
"Apa maksud mu? Aku tidak mengerti!" sahut Boby menjadi ragu dan salah tingkah.
"Tidak apa-apa kalau kamu mau terus berpura-pura! Keluarlah dari ruangan ku, jangan mengganggu aku yang ingin bekerja!" usir Valenia dengan malas dan melangkah pergi menjauhi Boby, Valenia malas meladeni pria yang penuh kepalsuan itu, hanya akan menghabiskan waktunya saja.
"Jelaskan dulu pada ku Valen, apa maksud mu?" ujar Boby yang mengejar Valenia yang menuju kursi kebesarannya, bahkan kini dia mencekal pergelangan tangan Valenia kembali.
"Lakukan tugas pertama mu Bastian, bawa keluar pria ini dari ruangan ku agar tidak mengganggu pekerjaan ku!" titah Valenia yang langsung menarik tangannya dengan kasar dari genggaman Boby hingga terlepas.
"Coba saja! Aku mau lihat apakah kamu berani mengusir aku!" tantang Boby yang menatap ke arah Sebastian dengan pandangan mengancam.
Bersambung..............