"Ayo semua berbaris di sini yang rapi ya!" perintah Celine sambil menunjuk depannya Valenia. Para pelamar kerja itu langsung berbaris tepat di hadapan Valenia, memang Celine selalu mengerti kemauan Valenia.
"Hmm, kalian semuanya hebat-hebat, tapi aku hanya butuh satu bodyguard saja. Kalian siap sekarang?" tanya Valenia sambil menatap ke arah tujuh pria yang kini berjejer rapi di depannya.
"Siap nona!" sahut ketujuh pria itu dengan kompak dan semakin menegakkan tubuh mereka dengan semangat, berharap mereka yang akan dipilih nona di hadapan mereka. Andai saja saat ini adalah pemilihan mister World, sudah pasti mereka akan membuka baju mereka dan memperlihatkan otot-otot mereka yang terlatih itu. Apalagi ketika melihat calon nona yang akan mereka jaga itu seorang perempuan cantik yang sudah pasti tajir, karena gaji yang dijanjikan sangat besar. Valenia juga memiliki tubuh seksi, apalagi pakaian yang dikenakan Valenia saat ini sangat mendukung bodynya. Walaupun model bajunya seperti model baju kantoran, tetapi baju itu mencetak tubuh Valenia dengan ketat dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah itu. Tubuhnya yang mungil tidak menjadi halangan buat Valenia yang sanggup memakai hak tinggi tujuh centimeter agar terlihat tinggi juga.
Akhirnya kesempatan itu datang setelah mereka melihat Valenia sempat berbisik pada asistennya itu, apa yang mereka inginkan akhirnya terjadi
Celine! Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya buat mata mu ya! Siapa tahu habis ini minus mu bisa sembuh dan tidak usah pakai kaca mata lagi, bisik Valenia sambil tersenyum nakal ke arah Celine, yang membuat Celine seketika tidak berani mengedipkan matanya.
"Kalian semua sesuai kriteria ku, aku ingin kalian melepaskan baju kalian saat ini! Aku tidak mau tertipu yang palsu, aku ingin melihat yang asli! Kalau ada yang keberatan boleh mengundurkan diri sekarang juga!" tantang Valenia yang wajahnya berubah serius dan terlihat berwibawa, seakan apa yang diucapkannya adalah hal wajar yang dia minta, untuk memutuskan siapa yang akan menjadi bodyguard nya.
Tidak ada satupun yang keluar dari barisan itu, justru sudah sejak tadi para pria itu memang sudah gatal menunggu kesempatan untuk memamerkan aset yang mereka miliki itu berkat latihan mereka yang disiplin. Rasanya tidak rugi setelah latihan keras mereka kini ada yang memandang ke arah hasil latihan mereka. Tentu suatu kebanggaan dilihat oleh perempuan secantik Valenia, apalagi kalau sampai dikagumi, pikir para pria itu berharap.
Hampir bersamaan kemeja ketujuh pria pilihan itu jatuh ke lantai, membuat Valenia memandang ke pria itu satu persatu. Sementara Celine sejak tadi melebarkan matanya dan sama sekali tidak berkedip ketika melihat tubuh ketujuh pria yang menakjubkan itu.
Ih ....nona kaya Jaka Tarub versi cewek saja! Bedanya ini bukan bidadari, tapi semuanya seperti Dewa Yunani! pikir Celine dalam hati dan ikut melihat ketujuh pria yang berdiri di hadapannya dan Valenia. Kapan lagi dia bisa melihat yang begitu nyata di depan mata, pemandangan yang biasa hanya bisa dia lihat di drama-drama yang sering dia tonton itu.
Krek! Bum!
Tiba-tiba masuk Boby seperti biasanya, Boby yang tanpa sopan santun itu selalu masuk ke ruangan Valenia tanpa mengetuk pintu dan menghempaskan pintu dengan kencang ketika melihat pemandangan di dalam ruangan Valenia. Boby merasa kalau dia adalah tunangan Valenia sehingga dia bisa bertindak dengan seenaknya. Dan ketika melihat pemandangan di ruangan Valenia, dia merasa kalau dia berhak marah dengan kegiatan Valenia.
"Apa yang kau lakukan Valen? Kau!" ujar Boby dengan marah ketika melihat ada tujuh pria yang tidak memakai baju yang berdiri dihadapan Valenia. Tujuh pria tampan dengan badan yang seperti roti sobek itu, membuat Boby yang tanpa maunya merasa iri karena tubuhnya tidak sekekar tujuh pria itu.
"Wah kebetulan kamu datang Bob! Coba nanti kamu juga lihat apakah salah satu pria yang kupilih ini cocok jadi Bodyguard dua puluh empat jam ku tidak?" tanya Valenia dengan santai dan kini mendekati salah satu pria yang berdiri paling ujung.
"Maafkan aku ya pria tampan, aku cuma ngetes saja dan tidak bermaksud kurang ajar," ujar Valenia yang kini dengan jari lentiknya menekan-nekan d**a pria di depannya itu.
"Silahkan nona, tidak apa-apa," ujar pria itu tersenyum senang dan mengepalkan tangannya agar ototnya menjadi semakin kencang saat Valenia menekan dadanya.
Ternyata Boby adalah pria yang egois, Boby yang main belakang dengan mendekati Amelia merasa tidak rela saat tunangannya menatap kagum ke arah seorang pria walaupun pria itu nantinya hanya akan jadi bodyguard Valenia.
Boby langsung mencekal pergelangan tangan Valenia yang tengah menekan-nekan d**a pria tadi dan menariknya agak jauh dari ketujuh pria yang kini menatap tidak suka ke arah Boby yang sudah mengganggu acara pemilihan itu.
"Kamu sudah gila ya Valen? Kok bisa-bisanya kamu di hadapan ku malah menyentuh tubuh pria yang tidak kamu kenal sama sekali? Kamu mau membuat malu aku?" tanya Boby dengan wajah merah, sementara Valenia dengan santai menatap menantang ke arah Boby.
"Cih! Otak mu saja yang berpikiran kotor! Aku selalu bersikap profesional dalam melakukan apapun, aku sedang mencari bodyguard yang akan menjaga ku nanti, tentu aku tidak boleh asal-asalan memilih! Aku harus tahu kekuatan orang yang akan menjaga ku nanti, nyawaku taruhannya kalau aku main-main! Kalau kamu tidak suka melihat semua ini, kamu tinggalkan saja ruangan ku dan tidak usah lihat! Gitu saja kok dibikin rumit?" omel Valenia tidak perduli dengan apa yang diucapkan Boby.
"Dasar perempuan nakal, tidak tahu malu kamu! Cuma aku saja yang masih bersabar dan mau menjadi tunangan mu! Aku pikir kalau pria lain yang menjadi tunangan mu sudah sejak awal akan meninggalkan mu yang tidak tahu malu itu! Aku juga bisa menjaga mu, untuk apa harus memakai bodyguard segala?" ujar Boby dengan gusar.
"He! Kamu yakin kamu bisa menjaga ku? Yang benar saja? Apakah kamu tahu siapa yang sudah berusaha mencelakakan aku di malam itu?" tanya Valenia mendekati telinga Boby dan menatap Bobby dengan tatapan menuduh, tampak Boby yang sempat terlihat salah tingkah begitu mendengar bisikan Valenia itu.
"Aku tidak akan memaksa mu menjadi tunangan ku terus! Kalau kamu merasa sudah tidak cocok lagi dengan aku, kamu bisa katakan pada keluarga mu kalau kamu ingin putuskan pertunangan itu dengan ku!" ujar Valenia yang memandang remeh ke arah Boby, tanpa maunya sikap menjijikkan Boby yang selalu menempel dengan Amelia setiap dia sedang tidak ada membuat Valenia merasa jijik.
"Kamu tidak usah menjebak ku Valen! Kamu tahu kalau aku yang putuskan hubungan aku yang tidak bisa mendapat warisan ku, sementara kamu malah aman akan mendapat warisan mu! Aku tidak sebodoh itu!" ujar Boby menyeringai kesal.
"Kalau begitu kamu harus bersedia menerima aku apa adanya. Aku paling tidak suka pria yang suka membatasi gerak ku, sedangkan aku saja tidak membatasi gerak mu! Memang saat kamu memeluk dan mengendus-endus leher perempuan lain aku pernah mencegah mu? Tidak bukan?" jawab Valenia dengan wajah tenang dan kini menepis tangan Boby yang mencengkram pergelangan tangannya itu.
Boby yang sempat terkesiap mendengar ucapan Valenia akhirnya tidak siap, sehingga cengkraman itu terlepas. Boby mulai sadar kalau Valenia sudah tahu kelakuannya di belakang Valenia. Valenia memang gadis cerdas yang sulit dibohongi, bahkan menjurus ke arah licik.
"Apa maksud mu Valen? Kamu jangan asal bicara!" ujar Boby yang masih tidak terima dan tidak mau mengaku.
"Kamu yang harusnya lebih tahu sendiri kalau aku asal bicara atau tidak! Tanyakan sendiri pada hati mu yang terdalam!" ujar Valenia yang kini telunjuknya mengarah ke tengah d**a Boby sambil menunjuk tempat itu dan menusuk tempat itu berkali-kali dengan geram.
"Hanya saja kita sifatnya berbeda, kamu sukanya sembunyi-sembunyi, sedangkan aku lebih suka terang-terangan!" ujar Valenia mendengus kasar.
"Ibaratnya kamu itu vampir penyedot darah, aku adalah peri yang lebih suka tempat terang, tidak sepertimu yang suka kegelapan!" sindir Valenia lagi dengan mencemooh.
"Sebaiknya kamu diam saja kalau mau hubungan kita tetap berjalan seperti biasa, kalau kamu tidak suka dengan perbuatan ku nikahi saja perempuan pujaan mu itu, aku tidak akan menghalangi kalian," sambung Valenia mengangkat kepalanya dengan angkuh dan kembali melangkah mendekati barisan pria tampan di depannya itu.
"Kita lanjut lagi ya bebi-bebi ku! Sebenarnya sulit buat aku memilih kalian, karena kalian semuanya perfect!" puji Valenia sambil mengedipkan matanya dengan genit. Valenia memang sengaja melakukan itu di depan Boby.
Biar kamu emosi! Biar kamu mati muda Bob! geram Valenia dalam hati.
Tapi baru saja Valenia memandang pria di barisan ke dua dari atas ke bawah, dan tangannya sudah terjulur ke arah d**a pria itu, pintu ruangan Valenia diketuk orang dari luar. Celine segera berjalan menuju ke pintu dan membuka pintu itu, tampak resepsionis perusahaan Valenia yang berdiri di depan pintu dengan seorang pria bertubuh tinggi tegap berada di belakang resepsionis itu. Tidak kalah dengan ketujuh pria pilihan Valenia.
"Ada apa?" tanya Celine.
"Saya sudah bilang pada dia kalau kandidat bodyguard sudah dipilih dan dia terlambat. Tetapi pria yang bernama Bastian ini berkata kalau dia sudah janjian dengan nona Valenia," ujar sang resepsionis yang membuat pandangan Valenia yang kini terarah ke pintu dan menatap pria tinggi itu. Tampak seraut wajah tampan yang membuat Valenia mengerutkan dahinya, tapi tidak butuh waktu lama buat Valenia memutuskan.
"Dia! Aku pilih dia yang jadi bodyguard ku!" tunjuk Valenia ke arah pria yang baru datang itu sehingga membuat ketujuh pria yang sudah berada di dalam ruangan Valenia mulai berdengung tidak puas dengan keputusan Valenia yang mendadak itu. Bagaimana Valenia bisa memilih orang yang baru datang tanpa tes apapun juga, bahkan datang terlambat, sungguh tidak adil!
Celine segera menghampiri sang nona. Celine juga merasa kalau Valenia sudah bertindak tidak adil.
"Nona, yang baru datang kan belum buka bajunya? Kok nona bisa langsung pilih dia? Kan tidak adil buat tujuh Dewa Yunani itu, eh ...maksud ku calon bodyguard nona," tanya Celine berbisik.
"Jangan-jangan kamu yang pengen lihat tubuhnya!" goda Valenia.
"Tidak nona, aku hanya merasa kalau keputusan nona tidak adil buat ketujuh pria itu," sahut Celine tersipu.
"Kamu ikuti saja kehendak ku, aku tidak pernah salah pilih, nanti beri uang ganti rugi pada ketujuh pria itu!" putus Valenia yang tentu membuat Sebastian ikut merasa aneh juga mengapa nona yang terkenal bar-bar dan kejam itu bisa memilihnya tanpa seleksi.
Apakah dia tahu siapa aku? tanya Sebastian dalam hati merasa curiga.
Bersambung.................