Yanto bersandar di kursinya, senyum licik terukir di wajahnya.
“Maksud Ayah,” ujarnya perlahan, matanya menyipit, “kalau Valenia tahu Sebastian telah menipunya, menyembunyikan kenyataan bahwa dialah dalang di balik penjualan perusahaan ibunya sendiri, kau pasti tahu apa yang akan terjadi, bukan?”
Nada suaranya tenang, namun setiap katanya seperti racun yang menetes pelan.
“Valenia akan marah besar. Dan kamu juga tahu seperti apa kakakmu itu, Amel. Sekali dia merasa dikhianati, dia tidak akan pernah memberi kesempatan kedua. Tidak peduli seberapa besar cinta yang dia miliki.”
Yanto terkekeh rendah sebelum melanjutkan,
“Sejak aku membawa kalian masuk ke keluarga Ardana, dia sudah menutup pintu hatinya. Dia tidak pernah menganggap aku ayahnya, apalagi menghargai posisiku. Padahal aku han
