Begitu menutup pintu kamarnya, Sebastian menghela napas panjang, namun rasa kesal kembali menyusup begitu bayangan Valenia melintas di kepalanya. Belum pernah ada perempuan yang begitu berani menantangnya, terang-terangan menggoda tanpa rasa takut.
Padahal, selama ini meski ia dikelilingi banyak perempuan yang menyukainya, statusnya sebagai CEO membuat mereka selalu menjaga jarak. Mereka mendekat dengan cara halus, penuh perhitungan, seolah takut menyinggung wibawa Sebastian. Namun Valenia berbeda. Perempuan itu justru menembus batas, membuatnya merasa terusik sekaligus… entah mengapa, sulit untuk mengabaikannya begitu saja.
Sebastian mengusap wajahnya kasar, mencoba menyingkirkan bayangan Valenia dari pikirannya. Ia benci mengakui, tapi senyum nakal dan tatapan berani gadis itu terus te
