Jarak di antara kita

1406 Kata

Langit mulai berawan ketika Valenia melangkah keluar dari rumah besar milik keluarga Ridwan. Ia bahkan belum sempat menemui sang kakek, langkahnya terlalu goyah, dadanya terlalu sesak untuk sekadar menunggu lebih lama di dalam. Celine yang sejak tadi menunggu di teras bersama sopir sontak berdiri kaget. “Nona Valen?” panggilnya dengan nada bingung begitu melihat majikannya keluar dengan wajah pucat dan mata berkaca-kaca. Valenia tidak menjawab. Tumitnya terus melangkah cepat menuruni anak tangga marmer, seolah satu-satunya yang ia butuhkan saat itu hanyalah menjauh sejauh mungkin dari tempat itu. “Nona, apakah Tuan Boby mengatakan sesuatu?” tanya Celine lagi sambil mengikuti di belakang, panik melihat tangan Valenia yang gemetar saat meraih gagang pintu mobil. “Celine…” suara Valenia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN