"Sena, hentikan," pinta Kinan saat lelaki itu sudah mulai melepas kancing piyamanya dan menyentuh anggota tubuh yang ada di baliknya. Namun, sepertinya lelaki itu pura-pura tidak mendengar dan menggubris permintaan sang kekasih. Ia tetap mencumbu di sana demi membuat tanda kepemilikannya di mana-mana. "Sena, ah!" desah Kinan sekarang setelah Sena berhasil mengeluarkan bagian terindah dari balik penutupnya dan menikmati bagian itu dengan penuh penjiwaan. Kinan jelas menggeliat. Sebelumnya ia belum pernah merasakan sensasi nikmat juga geli itu di sepanjang hidupnya. Namun, sebagai perempuan dewasa ia tahu jika apa yang Sena lakukan sekarang tidak baik bila tetap dilanjutkan. Ia harus mencari cara supaya lelaki itu berhenti. Kalau tidak maka ia sendiri tidak yakin apakah akan kuat ber