Berkali-kali Sena hampir menubruk trotoar jalan. Bahkan, ia hampir menerobos lampu merah sebelum akhirnya tersadar kalau ia akan melakukan kesalahan.
"Sial! Kenapa denganku!" umpatnya kesal.
Setelah ia jengah melihat kebersamaan Kinan dan Zian di pantai, tak berapa lama Sena pun akhirnya memilih untuk berbalik arah dan memutuskan untuk kembali ke kediaman sang omah.
Namun, di sepanjang perjalanan ia justru hampir mengalami kecelakaan sebab pikirannya yang tiba-tiba terus membayangkan kedekatan Zian dan Kinan.
'Mengapa ia begitu bahagia? Tawanya terlihat lepas, membuatku iri,' batin Sena, yang merasa aneh akan perubahan hatinya.
Mungkinkah ia iri pada sepupunya, Zian? Atau justru cemburu sebab kebersamaan lelaki itu dengan Kinan.
'Ah! Kenapa aku enggak jelas begini!' batinnya be
