Tak tahu apa yang harus Sena lakukan ketika semua mata menatap ke arahnya. Bahkan saat ia menengok ke arah Kinan, gadis itu hanya terdiam dengan ekspresi yang tidak bisa Sena artikan. "Maaf!" Satu kata yang sejak beberapa hari kemarin keluar dari mulutnya untuk Kinan, kembali hadir di tengah-tengah ruangan. Semua jelas heboh melihat ke arah Sena yang biarpun mengucap maaf, tetapi dengan sikap tegas yang selama ini memang sifatnya. "Maaf kalau sudah membuat semuanya harus berkata jujur dan menceritakan semuanya. Termasuk Daddy yang, maaf ... aku baru tahu kalau semua atas perintahmu, Dad." Semua masih menahan napas. Hanya Sena yang malah mencari kesegaran di tengah atmosfer udara yang saat ini terjadi begitu berbeda. "Aku akui memang aku salah. Setelah mengusir Kinan karena provok