Selesai permainan panas mereka, keduanya kini sedang menatap langit-langit kamar mereka, dengan napas yang masih sedikit tersengal-sengal. Clara merebahkan kepalanya di lengan Arya, menatap lurus ke depan. Dia harus menceritakan obrolannya dengan Mike siang tadi, agar tak ada kesalahpahaman di antara keduanya. "Ar," "Ya, Sayang?" "Kamu tau?" tanya Clara dengan mata masih menatap langit-langit kamarnya. "Nggak tau, lha. Kan, kamu belum bilang, Sayang." Clara menoleh dengan tajam ke arah Arya, tangannya terulur lalu mencubit perut rata Arya, yang tak memiliki roti sobek meski satu biji pun. "Ah, sakit, Sayang!" rintih Arya sambil memegangi perutnya yang baru saja kena cubitan. "Ko ngeselin, sih?" tanya Clara dengan gemas. "Lha, emangnya aku salah? Bener, kan? Taunya dari man

