Risman menurunkan Zia di atas kursi roda yang sudah disiapkan Abba nya. "Gemoy!" Shana dan Aya berjalan mendekati Zia. Zia membentangkan kedua tangannya siap menyambut kedua orang yang ia sayangi. Dua orang wanita dewasa itu melangkah dengan cepat. Lalu berdiri di samping kursi roda Zia. Keduanya mengecup pipi Zia. Mata mereka basah oleh air mata. "Ya Allah. Kangen sekali kami, Gemoy!" Shana mengusap pipi Zia yang baru dikecupnya. Dua wanita itu meneteskan air mata. Zia tertawa tapi air mata jatuh di pipinya. "Aa aa" Zia hanya bisa mengatakan itu. Shana dan Aya sudah tahu kalau Zia tidak bisa bicara. Mereka berusaha memahami keadaan Zia saat ini. "Bawa Zia ke sini. Nini ingin peluk." Zizi berseru pada putrinya agar membawa Zia ke teras rumah agar Nini Rara bisa memeluk Zia. S