Zia mencubit Risman, karena Risman cukup lama tersenyum-senyum tanpa bicara. "Aduh!" Risman meringis seraya menatap wajah Zia. Kedua mata istrinya yang besar melotot ke arahnya. Meluapkan rasa kesal karena ia terus tersenyum-senyum saja. Tidak bicara apa-apa. "Iya. Besok kamu hubungi mereka. Video call atau apa saja. Nanti aku yang akan menjelaskan kalau kita sudah menikah." Risman berkata lembut untuk menghapus rasa kesal istrinya. Zia menganggukkan kepala. Risman berpikir apakah Zia merasa tidak terganggu dengan kondisinya yang tidak bisa bicara. Sedangkan selama ini mereka tahu Zia itu ceriwis sekali kalau bicara. Tapi Risman tidak ingin menanyakan hal itu kepada Zia, karena tidak ingin membangkitkan rasa sakit hati Zia. Tidak bisa bicara bagi orang yang terbiasa banyak bicara tent