“Kami kehilangan jejaknya, Pak.” “Bagaimana bisa?!!” Pria itu menarik nafas dalam—menekan amarahnya. “Apa yang sebenarnya bisa kalian lakukan, HAH??! Hanya mengikuti orang saja kalian gagal!!” Shaba menggebrak meja, hingga Tommy yang masih duduk di depan mejanya—berjengkit kaget. “Cari sampai ketemu!! Saya tidak mau mendengar laporan kegagalan kalian lagi!!” Shaba menekan keras-keras tombol untuk mengakhiri sambungan—seolah dengan begitu, ia bisa melampiaskan kemarahannya. Gejolak emosi yang sudah mencapai ubun-ubunnya. Meskipun Tommy mengatakan Januari bersih, tapi ia yakin—pria itu lah dalang di balik perampokan pada perusahaannya. d**a pria yang sudah tidak muda tersebut—naik turun dengan cepat. Tommy melirik ngeri pria yang terlihat sedang amat sangat marah. Dia sendiri bisa memaham