Bonus EP 32

2004 Kata

“Apa yang sebenarnya terjadi??” tanya Mekka, dengan raut wajah penasaran. Janu menelan kunyahan dalam mulutnya, lalu meraih gelas. Meneguk dua kali, sebelum akhirnya membuka suara—sembari tangan kanan pria itu meletakkan kembali gelas ke atas meja. Sementara Mekka—dengan dua tangan melingkupi gelas—menatap sang pacar. Keduanya sedang duduk berhadapan—menikmati burger, dan segelas minuman ringan. “Kami berdua sadar, bahwa ternyata kami bisa berhubungan baik sebagai sabahat. Tapi tidak bisa lebih dari itu,” ujar Janu. Tidak mungkin dia menceritakan sejujurnya pada Mekka. Dia harus tetap menjaga harga diri Gea. Sepasang mata gadis remaja itu mengedip, dan bibirnya bergerak—mengerucut. Membuat Janu gemas. Tidak ingin dikuasai oleh pikiran liarnya, Janu melarikan bola mata ke sembarang arah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN