Janu menunggu hingga Mekka menyelesaikan makannya. Ia sendiri tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan satu potong steak. Tapi, gadis itu benar-benar sedang menguji kesabarannya. Dia terlihat enggan memasukkan potongan daging ke dalam mulut. Janu menyenderkan tubuh. Melipat kedua tangan di depan d**a. Sepasang mata pria itu menatap lekat gadis yang masih menunduk. “Cepat habiskan, Mekkaela. Kita sudah terlalu lama di sini. Sebentar lagi Mamamu pasti akan menghubungiku. Menanyakan tentang anak gadisnya.” Mekka tersedak. Gadis itu buru-buru meraih gelas minumannya. Tidak membantu, saat yang ia teguk adalah cairan kental dengan beberapa serat yang masih terasa. Justru batuknya bertambah. “Minum ini.” Mekka dengan cepat meraih gelas berisi air mineral yang sudah terulur di depannya. Menegu