Part 110. Kemarahan Alin

1810 Kata

Alina, wanita yang sudah tidak muda itu--duduk termenung di sofa panjang ruang perawatan sang suami, dengan dua orang putri yang mengapitnya. Seorang putrinya yang lain mengatakan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit—setelah dihubungi oleh si sulung. Alin tidak pernah menyangka jika akan menghadapi masalah bertubi selama satu tahun terakhir. Selama ini hidupnya luar biasa bahagia. Bagaimana tidak?? Ia menikah dengan pria yang ia cintai begitu dalam. Memiliki tiga orang putri yang cantik. Sang suami memperlakukannya dengan luar biasa baik. Hidupnya bergelimang harta. Tidak pernah sekali pun, Alin merasa hidup susah selama menikah dengan Shaba. Namun. Hanya dalam satu tahun terakhir, ia seperti menaiki sebuah roller coaster yang membuat perasaannya naik turun dengan perasaan waswas. Sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN