POV Yoga "Bagaimana, dok, keadaannya?" tanyaku pada dokter yang baru saja keluar kamar di mana Anita dirawat. Donter mengatakan kondisi Anita agak lemah. Juga mengatakan bahwa Anita tertekan, menasihatiku agar tak membuatnya tambah stres. Begitu dokter keluar, aku melangkah masuk, duduk di kursi samping ranjang Anita memperhatikannya. Wajahnya pucat. Anita menatapku dengan wajah luar biasa sedih. Air matanya menetes di pipi saat kamu beradu tatap. "Seharusnya, kamu biarkan saja aku mati, Mas." "Aku tidak mungkin membiarkanmu mati." Karena di dalam perutnya ada Mas Yogi. Tatapan Anita menerawang, pada infus yang menggantung diatasnya. "Dulu, saat aku belum tahu kamu ternyata memiliki istri, kita sangat bahagia, Mas." Kuhela napas. "Kamu selalu memperlakukanku dengan baik. Aku ingat