POV Neni Aku beringsut mundur saat Tara kembali mendekat. Aku memejamkan mata saat merasakan moncong senjata api di keningku. "Coba kamu katakan apa yang kami katakan tadi." Didongakkannya wajahku. Tanganku mencoba menepis tangannya, namun tangannya terlalu kuat mencengkeram daguku. Terasa begitu menyakitkan. "Ayo, katakan seperti tadi. Tadi, kamu mengatakannya begitu angkuh dan tanpa keraguan." Cahaya senter dari HP ia arahkan ke wajahku hingga membuatku menyipitkan mata karena begitu silau. Jantungku berdetak amat kencang dan aku amat takut, namun tak ingin terlihat di matanya. Aku menantang tatapan matanya dengan berani. Saat cengkeramannya pada daguku melonggar, aku menatapnya sinis. "Memang kamu tidak pantas untukku. Coba kamu berkaca! Bahkan hanya menjadi temanku pun kamu gak p