22

1360 Kata

Aku terbatuk-batuk dan muntah saat Mas Zain menekan-nekan dadaku cukup kuat. Aku beranjak duduk sambil terus berusaha memuntahkan air yang tersisa. Sungguh rasa airnya begitu memuakkan, membuat perut terus mengencang lalu mengendur ingin terus mengeluarkan isi perut. Pandanganku yang tadi mengabur juga kepala pening kini agak membaik. "Makasih, Mas, sudah nolong aku." Aku berkata tanpa menatapnya. Tanganku menyilang di d**a karena merasa tak nyaman. Bayangkan saja baju basah mengikuti lekuk tubuh, tak ada benda apa pun untuk menutupi. Mas Zain hanya diam. Aku berpaling darinya karena begitu malu. Tanganku menekan-nekan punggung Caca tapi bocah ini sama sekali tak mau bangun. Pelan, Mas Zain melajukan perahu kembali ke rumah. Rasanya, perjalanan ini jauh lebih lama timbang sebelumnya p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN