Selesai mengurus sang istri, Altha turun sambil membawa tas kerjanya untuk ikut bergabung sarapan bersama yang lain. Ada yang sangat berbeda hari ini. Bibirnya terus tersenyum. “Istrimu gimana, Tha? Sudah ada perubahan?” tanya Tito yang sudah lebih dulu ada di meja makan. Altha hanya tersenyum. “Ditanya papanya kok malah cengengesan,” sahut Novina. “Bawa ke IGD sana kalau keluhannya nggak ada perubahan.” “Iya. Abang ini istri sakit dibiarin aja nggak bertindak. Effort dikit kek!” Namira ikut menyudutkan. Altha menjitak kepala sang adik yang duduk di sebelahnya itu pelan. Namira ganti memukul pundaknya keras. “Begini. Hari ini aku akan memberi pengumuman penting untuk kalian semua.” Altha akhirnya buka suara. “Ini meja makan, Tha. Kalau pengumumanmu bikin nggak selera makan, mending

