“Hah, hotel? Enggak!” pekik Mazida spontan. Ia jadi berpikir yang iya-iya. “Jangan-jangan Mas Altha mau meminta haknya?” Mazida membatin. Ia menggigit bibir bawahnya resah. Altha tergelak. “Ya sudah, kita jalan-jalan dulu sampai malam. Hari ini, saya ingin menghabiskan waktu sama kamu.” Mazida hanya tersenyum menanggapinya. Sejak kemarin, dunianya jungkir balik. Hampir dinodai Bagas. Lalu hari ini pengakuan Altha. Namun, ada satu hal yang pasti. Hati terdalamnya merasa bahagia saat mengetahui bahwa dirinya adalah istri Altha. “Mas.” “Hm.” “Mas Altha kan mau menikahi saya padahal belum tahu wajah saya kayak apa? Waktu itu, apa yang ada di pikiran Mas Altha?” “Apa, ya? Takut. Pertama takut kalau ternyata saya menikahi wanita jelek, penyakitan, lalu berkelakuan buruk. Lalu takut apaka

