“Dipta! Nggak sopan ada tamu malah manggil lo lo,” tegur Jauhar. “Mereka datang baik-baik, ayo salaman!” Dipta menatap Mazida dalam. Jika boleh jujur, perasaannya masih sama. Ia masih mencintai wanita yang tidak lain adalah kakak tirinya tersebut. Kakak tirinya itu terlihat pucat. Namun, semua sudah terlambat. Dengan langkah berat, Dipta pun mendekat. Ia menyalami Novina takzim. Lalu ketika hendak menyalami Mazida, tangan Altha yang menyambar. “Bukan mahram. Haram bersentuhan,” tukas Altha dingin. Ia sengaja merangkul Mazida, ingin menegaskan kepemilikan. Agar Dipta tahu kalau Mazida kini miliknya. Novina menahan senyum. Rasa-rasanya putranya satu ini terlalu kekanakan jika menyangkut soal hati. Mazida kikuk. Ia juga mengamati pria yang dulu sering menyatakan cinta ini. Penampilan Dip

