“Menjauh! Mas bau asam, aku bau asap.” Mazida terus menahan da*da sang suami yang terus mencondongkan diri padanya. Ia menutup mata saat Altha terus menggoda menaik-turunkan celana. “Ayo kita sarapan.” “Nggak. Sana mandi dulu.” Tanpa peduli penolakan Mazida, Altha menahan tangan sang istri dan mencumbuinya dengan sangat buas. Sampai Mazida merasa bibirnya bengkak. “Mas, udah!” Altha tidak peduli. Pagi ini ia terlalu gemas melihat wanitanya memakai celemek dan beratraksi di dapur. Sebagai tundakan pamungkas, Altha menggosokkan keringat di tubuhnya ke tubuh Mazida. Setelah itu, ia berlari menuju kamar. “Mas Altha jorok!” pekik Mazida kesal. Tawa Altha menggelegar. Sepeninggal Altha, Mazida tersenyum. “Ternyata seru juga punya suami.” Wanita itu juga menuju kamar untuk membersihkan

