“Zi, kuy naik!” Rini datang, membuyarkan pikiran Mazida. Mazida dibantu jalan menuju sepeda motor Rini. “Zi, yakin pakai motor?” tanya rekannya. “Iya. Gue sudah kuat kok. Cuma masih agak pusing dikit. Daripada yang izin keluar kantor banyak, lebih baik gue sama Rini aja.” “Ya udah.” “Pegangan yang kuat, Zi. Kita otewe sekarang.” Rini lalu melajukan sepeda motornya menuju rumah sakit yang sudah ditunjuk untuk Askes ketenagakerjaan perusahaan. ** Altha baru saja akan memulai rapat saat ponselnya berdenting. Ada pesan dari Salsa. Sebuah video. Begitu diklik, matanya membulat. Anggun tengah menyerang Mazida. [Tha, jelaskan ini apa. Barusan ada huru-hara di kantor gue.] [Nanti. Gue masih sibuk.] Altha sejenak mengabaikan pesan tersebut. Ia harus fokus kerja dulu. Klien lebih penting

