“Wanita itu.” Mazida bergumam lirih. Altha yang berada agak jauh, langsung mendekat. Ia menggandeng istrinya. Orang yang mendadak masuk itu tampak dicekal oleh orang-orang Altha. “Bos, maaf. Orang ini dari tadi ngotot pengen masuk, tapi sudah kami amankan! Ini tadi mereka menerobos dan melawan kami!” lapor anak buah Altha. Altha hanya mengangguk. “Berani-beraninya dia ke sini,” desis Altha geram. Ia melepaskan tangan di lengan sang istri hendak menghampiri penyusup tersebut, tetapi Mazida justru mencekal balik, tanda ia tidak mau ditinggal. “Kamu di sini dulu, Sayang. Biar aku tangani dia.” “Mas.” Mazida menggeleng. “Zulfa, Nak. Ibu datang. Maafkan Ibu.” Linda menangis, masih dalam cekalan anak buah Altha. Tidak lama berselang, seorang pria ikut mendekat. “Zi, Mama ingin bertemu

