“Apa maksudnya? Anda berniat memfitnah ayah saya?” desis Mazida. Mati-matian ia menahan diri agar suara tingginya tidak keluar. Altha terus merangkul, mengusap lengan istrinya lembut. Linda menggeleng. “Itu benar. Saat itu kamu masih kecil, jadi nggak akan paham kalaupun dijelaskan. Jadi, kami memilih memendam semua ini tanpa mau melibatkanmu.” Jauhar mengambil tisu, diberikan pada sang istri. Linda menerima dan menghapus air matanya. “Saat itu, entah kamu masih ingat atau enggak. Saya bekerja sebagai ART. Pulang sebulan sekali. Karena saat itu keluarga butuh banyak uang. Saudara ayahmu menjual bagian warisannya pada kita dan harus segera membayar karena saudara ayahmu butuh uang di Kalimantan sana. Saya dan ayahmu sebenarnya saat itu sudah menolak, lebih baik rumah dibagi dua. Saya da

