Di dalam sana, Bintang sedang duduk di kasur. Ya, apa lagi yang bisa dia lakukan? Ada kursi roda dan juga kruk di sisi kasurnya. Pria muda itu terkejut, sedikit menggeser duduknya karena takut menghadapi kemarahan ayah tirinya ini. Dia belum mendapat penghakiman dari Adira. “Kamu juga takut sama saya?” Adira duduk di sisi kaki Bintang, menatapnya serius. Bintang tak menyahut, menggenggam erat selimut tanpa bersuara. “Kalau saya masih Adira yang dulu, mungkin saya akan membunuh kamu sekarang.” Bintang menunduk, enggan merespon. “Kamu tau? Sejak kecil, aku nggak pernah membiarkan seorang pun menyentuh putraku, memperlakukannya kasar walau seujung kukunya sekalipun.” “....” “Aku harus lebih kuat untuk membesarkannya seorang diri. Terkadang aku selalu merasa kurang dan tidak sempurna, t
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari