41. Memaafkan

1954 Kata

Mobil Adhitya tiba di Bougenville Restaurant. Sepanjang perjalanan tadi, Adhitya bungkam. Bintang pun tak berani bertanya, masih memegang lehernya yang sakit karena ulah saudara tirinya itu. Meja makan di rooftop menjadi pilihan Adhitya. Tak ada satu pun meja selain meja yang direservasi suami Luna itu. Langit terlihat begitu dekat ditatap dari tempat ini. “Kenapa lo bawa gue ke sini?” Adhitya belum menjawab. Tentu bukan untuk kencan romantis. Adhitya duduk di kursi, menggerakkan gelas berisi anggur di tangannya. Bias dingin dan smirk tak hilang sejak tadi. Adhitya hanya berusaha menahan diri untuk tak menyakiti Bintang. Suami mana yang masih bisa tahan melihat pria lain menggauli istrinya di depan matanya? “Duduk!” Masih dengan aura dingin yang sama, Bintang mengira-ngira apa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN