37. Bungkam

1011 Kata

Luna duduk bersandar lemah di dinding sudut. Air matanya seolah mengering, menatap tubuh terbujur kakaknya di depan para pelayat lain yang melantunkan doa. Keluarga Adira berada di sekitar, menjadi pendukung rasa sakit menantu di keluarga itu. Nurul berada di samping Luna, juga Azura yang pelan-pelan mengusap air matanya. “Kamu ada mengabari Adhitya?” Bintang terkejut saat Adira menegurnya. “Belum, Om.” “Jangan katakan apa pun!” Pria itu berlalu. Bintang kembali mengurusi prosesi selanjutnya, yaitu memandikan dan mengafani jenazah tersebut. Luna mengisi keheningan dengan memutar kenangan lama. Ardhy yang selalu memeluk dan menjaganya, membuang seluruh waktu dan kebahagiaannya demi Luna. Bahkan kesehatannya akhirnya memburuk di usia tuanya setelah seumur hidup bekerja. ‘Maaf karena bel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN