“Berhentilah memanggilku Ibu!” Aska tertegun. “Aku muak dengan panggilan itu selama lebih dari dua puluh tahun! Aku muak melihatmu dan tatapan polosmu itu! Apa kau tidak tahu kalau aku hanya berpura-pura di depanmu? Aku tidak pernah menyukaimu! Aku tidak pernah sekalipun menganggapmu sebagai putraku! Jadi, berhentilah memanggilku ibu!” Melihat ekspresi sedih Aska, Winny menjadi marah. “Hanya karena warisan, Ibu Mertua sampai mengatai suamiku dengan kasar?” Dia mendengkus kesal, lalu menggamit lengan suaminya. “Bahkan tanpa warisan Aozora, suamiku masih bisa hidup lebih baik di luar sana. Bahkan jika kakek meletakkan warisan itu di depan suamiku, aku akan membuangnya jauh-jauh! Bahkan jika suamiku menjadi miskin, aku tidak akan pernah sudi suamiku menerima sepeser pun uang dari kediaman