"Nggak ... nggak mungkin! Air mata Andhara kembali luruh. Ia membeku di tempatnya berdiri, tidak berusaha maju, mundur atau bahkan bergerak sama sekali hingga kemudian sosok itu kembali tersenyum dan mengangguk pelan. Sontak Andhara menghambur memeluk tubuh yang berdiri di hadapan itu. Air matanya pecah, tangisnya meledak. Ini beneran Yudha-nya? Yudha-nya sudah sadar? Tapi kapan? Kenapa tidak ada satu pun pihak rumah sakit yang memberi kabar akan hal ini. "Jahat! Kamu jahat Mas!" maki Andhara sambil terisak dalam pelukan Yudha. "Aku minta maaf, tidak aku sangka hampir sebulan aku mengabaikan dirimu, An!" desis Yudha lirih, air matanya ikut menitik. "Kamu hampir membuat aku gila!" runtuk Andhara yang sedang berusaha melupakan semua perasaan yang selama ini menghimpitnya itu. "Maafkan